1.24.2017

Sekedar Cerita - Persiapan Nikah Part 2

Sebenerenya gue pengen banget share persiapan pernikahan gue ini sebelum hari H pernikahan gue dan Kunto, tapi entah kenapa hari-hari sebelum nikah itu pusing banget dan bener-bener gak bisa nulis sama sekali karena ada aja yang dipikirin. So, sekarang deh waktunya untuk cerita :)

Setelah yang udah diceritain di blog sebelumnya, akhirnya gue sama Kunto udah mulai cari-cari catering, sebelumnya kita pernah datang ke wedding expo yang diselenggarain sama salah satu website wedding terkenal se Indonesia. Di wedding expo itu kita sambangin salah satu vendor catering yang ramai banget didatengin orang. Vendor cateringnya yaitu Puspita Sawargi. So here's our review of Puspita Sawargi.

Waktu kita sambangin booth Puspita Sawargi, semua marketingnya sibuk banget ngehandle client yang datang dan nanya, nah waktu itu kita di handle sama Mba Diana. Kalau diperhatiin waktu itu dia kayaknya masih newbie banget dibidang per catering-an dan nanya mulu sama bu Lynda (Owner dari Puspita Sawargi). Akhirnya kita berdua di handle langsung sama bu Lynda. FYI, She's really nice person and so humble. Dia langsung nanya untuk venue nya dan tanggalnya, terus dia sudah langsung corat coret berapa biayanya, selagi beliau corat coret kita cobain makanan yang disajikan oleh Puspita Sawargi. Untuk rasa saya gak bisa komentar banyak selain bilang ENAK! Makanan yang mereka sajikan ENAK SEMUA dan Waiter nya ramah semua. Selagi makan, gue liatin dekorasi nya, dan bagus banget mereka nge dekor booth mereka, bu Lynda pun selagi nulis harga dia ngejelasin ke kita apa aja yang kita dapetin di dekorasinya. Untuk sanggar rekanan Puspita Sawargi, dia rekanan sama sanggar Ibu Putri Joesman, and i know her as one of the best sanggar in Jakarta, soalnya dulu pernah di make up sama sanggar ibu Putri Joesman pas bantuin kakaknya sahabat gue nikah. OK, setelah selesai, bu Lynda kasih kertas nya ke kita dan menjelaskan harga beserta apa aja yang kita dapet. Gue sama Kunto cuma bisa diem sambil nganga karena harganya bombastis untuk pernikahan dengan jumlah undangan 300 undangan. Puspita Sawargi pun menjadi salah satu yang kita sangat pertimbangkan.

Gue sama Kunto masih mencari catering yang sesuai dengan harga kita. Waktu datang ke Balai Makarti, kita sempet lihat beberapa brosur catering yang rekanan dengan Balai Makarti. Then kita mulai menghubungi dan mendatangi catering-catering yang kita ambil, kecuali Tini Suherlan catering. Kenapa gak Tini Suherlan, karena gue pernah nyobain makanannya dan juga pernah bantuin temen juga jadi pager ayu yang notabene cateringnya waktu itu Tini Suherlan, and i'm so sorry i would like to say i don't really like taste of this catering ehehehehe.

Finally we try Wifa, Diva, Caterindo, dan bu Djoko Catering. Ini review singkatnya dari keempat catering itu yaa :)

Wifa Catering : As i knew, pemilik catering ini sepasang suami istri, suaminya ngehandle catering sedangkan istrinya sanggar-nya. Kita berdua test food dikantor mereka pas banget mereka lagi open house gak lama setelah kita contact mereka untuk nanyain pricelist. Makanan yang mereka sajikan rata-rata enak, i give them score 8 of 10. Dan bonus yang mereka kasih untuk kami cukup banyak, tapi balik lagi ke harga, untuk 300 undangan harga mereka gak jauh beda sama Puspita Sawargi. So, with regret feeling, we have not choose them to our wedding catering.

Diva Catering : Catering yang satu ini untuk masalah harga cukup make sense untuk kita berdua, plus mereka juga bisa di Gedung Krida Bhakti, yang which is itu gedung kantor aku. Tapi, waktu itu kita test food di daerah Tanjung Duren pas mereka lagi adain event disana. Dari segi rasa, i give them score 7 of 10. Marketingnya, Mba Budi baik banget dan ramah. Setelah kita discuss kita gak milih Diva Catering.

Caterindo : one of the best catering i ever met also. Untuk rasa gak ragu sih karena kebetulan kantor saya sering banget pakai catering ini, marketingnya pun ramah dan helpful bgt Tapi karena satu dan lain hal kami tidak memilih catering ini untuk acara pernikahan kami.

Ibu Djoko Catering : Catering yang satu ini rekanan juga sama venue nikahan kami. Kami agak shock waktu test food, jika biasanya di catering lain itu nyediain buffet atau kita boleh join pas saat ada nikahan, nah kalau catering Ibu Djoko ini udah ditaruh di dalam box jadi kita bawa pulang. Marketingnya ramah dan gak ngotot gitu, jadi pas kita mutusin untuk tidak memakai catering ini, pihak catering pun mengerti hehehe.

And finally, we/ve chose Izza Catering. Why? karena paketan yang ditawarkan sesuai dengan kantong dan kemampuan kami, then rasa serta kualias makanan dan dekorasi juga tidak kalah bagus dengan catering yang lain, walaupun masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Puspita Sawargi ataupun Wifa Catering. Dan, sahabat kami yang merekomendasikan karena kebetulan kami dapat informasi dari mereka, sahabat kami Rini dan Sandy! Here's our review for Izza Catering :

1. Kualitas Makanan : makanan mereka kita nilai pas. Ya ada harga ada rupa tentunya. 

2. Service : To be honest, before wedding their servie termasuk awesome, they really list what we want as customer, but unfortunately when D-Day, their service is not really good bahkan saya kecewa. kenapa? karena tidak ada seorang pun dari pihak izza datang ke saya ketika rekanan make up mereka sedang memake up kita. Bahkan owner Izza mendatangi saya 1 jam sebelum acara, dan jujur itu ngebuat saya kecewa, karena kita tidak di briefing sama sekali sama pihak mereka kapan waktunya kita mulai cucuk lampah.

3. Rekanan Izza Catering : Nah, yang ini saya bisa ngomong panjang lebar. Untuk make up Izza Catering beekrja sama dengan Amie Salon dibilangan Fatmawati. First Impression when i came to Amie Salon, to be honest saya gak sreg. Bahkan saya ngomong sama kunto untuk menyewa vendor yang saya mau, yaitu Sanggar Ibu Putri Jusman dibilangan Matraman. kenapa saya gak cocok sama Amie Salon, karena saya tidak suka koleksi kebaya mereka, yang saya mau tidak sesuai dengan yang mereka punya, tapi untungnya saya "ngubek" koleksi baju mereka and finally saya menemukan baju yang cocok dan saya suka. Akhirnya saya memutuskan baju bludru jawa model kutu baru dengan full payet di bagian tengahnya, dan menggunakan paes Solo Putri dengan biaya tambahan 1 juta rupiah seingat saya. 
Ketika hari H, Bu Amie (Owner of Amie Salon) agak kelihat kesel sama saya karena datang telat, tapi sebelum hari H saya konfirmasi ke beliau jam berapa saya harus datang, dan beliau bilang jam 3, saya menyesuaikan dengan apa yang dia bilang dan sebenernya saya tidak terlalu telat. Dan ternyata ruangan make up saya tidak dipisah dengan Pager ayu, bagus dan orang tua, jadi ruangan saya digabung dengan mereka, seharusnya dipisah, Bu Amie bilang kalau barangnya pernah hilang diruangan yang satu lagi, padahal saya sebagai klien sebenernya gak mau tau. Dan kedua belah pihak keluarga baik dari saya dan Kunto tidak suka dengan bu Amie yang nada bicaranya galak dan jutek. Kerap beberapa kali bu Amie marah karena ruangan terlalu ramai dan menyalahkan pagar ayu dan bagus saya yang datang telat, padahal seharusnya ruangan saya pun tidak boleh digabung dengan mereka. Untuk hasil make up saya suka karena tidak terlalu medok dan saya tidak harus dicukur walaupun memakai paes. 

Yang kedua, rekanan foto dan video Izza Catering SO ANNOYING DAN NGATUR! mereka dari datang udah heboh, BAWEL dan NGATUR. Bahkan mereka tidak mau fotoin beberapa pihak keluarga. Dan saya sempat bentak mereka karena saya sudah pusing banget dengan mereka yang TOO MUCH TALKING plus aksesoris kepala yang saya gunakan ternyata sakit-sakit gitu. Sempat bersitegang dengan si fotografer sampai saya dibilang "Pengantinnya galak banget, syukur kita bawel, daripada diem aja" terus saya ceplosin "I Paid you, so please ikutin yang saya mau, jangan ngatur saya and keep your mouth shut!" saking saya keselnya.

4. Dekorasi : Overall sesuai dengan kemauan kedua keluarga, but Kunto sempat menemukan kelalaian pegawai Izza Catering ada beberapa lampu di sangkar burung dan di pelaminan yang mati.

So, ini semua review saya. Terimakasih yang telah hadir di blog dan membaca tulisan panjang saya ini. Semoga berguna ya bagi kalian yang mau menikah! Karena menikah adalah hal yang menyenangkan, maka lakukan dan diskusikan dengan baik kepada pasangan dan kedua keluarga.

ajeng

10.04.2016

Sekedar Cerita - Persiapan Nikah Part 1


Sebenarnya mau cerita hal ini udah lama banget, tapi entah kenapa agak bingung ceritanya hahaha #ups.

Ok jadi sekarang gue nyempetin untuk cerita dikit sekedar persiapan nikah gue dan kunto. Awalnya rencana nikah itu udah ada dari tahun ke 2 kita pacaran, bahkan waktu itu kita udah beli beberapa barang untuk serah-serahan. Tapi, ada banyak hal tak terduga yang akhirnya bikin kita undur rencana nikah.

Seperti yang gue pernah bahas di blog ini, nikah itu bukan cm sekedar cinta dan akhirnya mutusin untuk nikah. Bagi gue pribadi gak se simple itu, gue harus yakinin diri gue banget kalau gue siap untuk nikah. Untuk sepantaran temen-temen gue, mungkin gue agak lama dibanding yang lain, disaat gue sekarang baru rencanain nikah, temen gue udah ada yang punya anak. 

Then, finally we talked each other and throwback to our goals after Kunto's family came to my house when eid mubarak on 2015. Kita mulai bikin konsep. Mulai dari konsep indoor yang formal kayak biasa or we want to change the Kondangan system.

Konsep awal itu gue sama kunto pengen banget model kayak karnaval di taman kota, catering dan makanan lainnya kita booking dari tukang jualan yang biasa kita datengin di sekitar rumah gue, cuma mengingat taman kota yang deket rumah gue itu makan lahan parkir dan dikelilingi rumah orang, jadi kita urungkan niat itu dan setelah kita berdua pikir the big risk is hujan, dan cost lg bayar pawang hujan yang sebenernya guna gak guna.

Konsep kedua kita waktu itu restoran. Karena Kunto maunya intimate wedding, tapi mengingat jumlah keluarga, sahabat, dan rekan kerja kita berdua yang lumayan banyak, jadi kita urungin konsep ini, dan setelah survey beberapa restoran, ternyata harganya itu lebih melonjak dibanding kita bikin party di gedung. 

So, akhirnya kita milih indoor dan mulai cari gedung yang gak jauh dari rumah gue, tapi gak juga jauh dari rumah dia, dan yang harganya terjangkau. Karena kita berdua sering banget ke kondangan, dan mostly gedung di Jakarta udah pernah kita datengin, jadi kita inget-inget dulu, dan bagi kita berdua parkiran merupakan faktor terpenting buat tamu, karena kita mau tamu kita nyaman dimulai dari parkiran, parkiran itu bikin rubah mood banget loh buat tamu, karena itu yang sering gue alamin sama kunto kalo kita ke kondangan dan gedungnya atau si tempat outdoornya itu gak punya lahan parkir yang cukup mumpuni atau bahkan ribetin kita sebagai tamu.

Pilihan kita waktu itu ada Balai Makarti Muktitama, Gedung Krida Bhakti, Pendopo Kemang, Here's the review :

1. Balai Makarti Muktitama

Lokasi gedung ini di sebrang Apartemen Kalibata City. Konsep gedung ini Jawa banget karena dari luar gedung ini bentuknya kayak padepokan gitu. Untuk parkiran, gedung ini punya parkiran yang besar dan luas. Kami tau gedung ini karena beberapa kali temen kami resepsinya disini. Dan setelah ditanya ke temen-temen kami, untuk sewa gedung ini termasuk murah. Untuk harga tahun 2015, dikenakan biaya Rp. 5.000.000,- tapi tidak termasuk sewa yang lain seperti listrik, sound dll. Dimulai dari gerbang, Kunto suka banget gedung ini karena gak bingung nyari parkir kalau menurut dia. Masuk kedalem gedung, aksen Jawanya kental sekali dengan model lampu dan warna gedung nya dan pas banget sama tema yang kami mau. 

Habis tanya-tanya sama orang gedungnya, kita berdua liat vendor-vendor catering yang rekanan dengan gedung ini. Terus kami tanya tanggal yang available buat tahun 2016, gue asal ngomong untuk bulan November, dan ternyata masih kosong. Begini kurang lebih penampakan gedungnya.

 poto ambil dari google :p

2. Gedung Krida Bhakti

Setelah cek Balai Makarti Muktitama, kita berdua ke Gedung Krida Bhakti. Lokasi gedung ini jauh dari rumah kita berdua, tapi, karena ini gedung dikelola sama kantor gue, jadi gak ada salahnya gue ngajak Kunto kesini karena dia memang belum pernah kesini untuk lihat gedungnya, dan pas banget ke gedung ini ada resepsi pernikahan dan gue udah janjian sama pihak catering pula yang gue ambil brosurnya pas di Balai Makarti Muktitama. 

Kalo menurut gue, gedung ini bagus dan terang, karena warna gedung ini emang terang gak kayak Balai Makarti yang memang gelap darisananya. Tapi, karena menikah itu bukan hanya kemauan gue seorang, gue tanya sama Kunto gimana menurut dia. Dan ternyata dia kurang suka gedungnya, karena lahan parkir yang tidak begitu besar bahkan tamu kudu ribet markir ke gedung sebelah yang notabene gedung LAN (Lembaga Administrasi Negara), dan yang kedua struktur tangga yang disana. 

Kunto : Ini tangganya gak enak sayang, coba deh kamu pikir kalo kamu pake jarik (kain batik jawa) dan heels terus pintu masuk dari tangga sini atau tangga yang satu lagi, dan anak tangga nya banyak, kamu pake rok aja jalannya ribet kalo naek tangga terus pake heels, apalagi kamu pake jarik, belum lagi ibu-ibu atau nenek-nenek yang dateng terus tangganya model kayak gitu, aku gak mau nyusahin tamu nantinya, gak user friendly bgt.

He really knows me well, i agreed every words he said. So, kita coret gedung ini walaupun harga gedung ini lumayan friendly dikantong kami karena ada harga khusus bagi gue sebagai pegawai di Kementerian Sekretariat Negara. 

kurang lebih begitu ruangannya



And finally we choosed Balai Makarti Muktitama for our wedding venue. I want to share a lot things about my wedding preparation in next post.

Thanks for read!

ajeng

8.12.2016

Friendship

Untuk judul yang satu ini, saya seringkali berkaca kepada diri saya sendiri. Berkaca dalam hal apa nih jeng? Berkaca dalam semua hal.

Bahkan kadang saya gak begitu paham dengan yang namanya persahabatan. Jenisnya kayak apa, konkritnya bagaimana, ah too confused to think.

Kalau ditanya jumlah teman, mungkin saya akan bilang banyak, tapi kalau ditanya jumlah sahabat, might be I will counting to make sure.

Kalau kata orang kan seorang sahabat itu yang selalu nemenin dalam suka dan duka. Mungkin ada benarnya, mungkin juga agak salah.

Kalau saya bilang sahabat itu orang yang bisa diajak ketemu tiap waktu. Kenapa begitu? Karena kalau emang benar ngerasa sahabat, pasti kalau diajak ketemu (mungkin) gak selalu bisa, tapi selalu mengusahakan agar ketemu.

To be honest, saya paling kesel kalau ada yang bilang ngajak ketemu saya susah, atau saya sibuk. Come on, gimana kalian tau saya sibuk atau gak sebelum mereka tanya sama saya?
Saya selalu appreciate dan respect sama orang yang bertanya untuk ketemuan sebentar, dan atau saya juga selalu mengajak ketemu kok.

Tapi mungkin orang berbeda persepsinya.

Semoga definisi saya tentang sahabat berbeda dengan kalian ya.

Selamat malam.

Ajeng

8.10.2016

Weird

manusia sering banget melupakan manusia yang lain. Sering banget melihat hal seperti itu.

Pengen balik ke masa menghargai sesama. Di lingkungan yang berbeda. Karena yang berbeda lebih menghargai perbedaan daripada harus berada di lingkungan yang sama tapi rasa saling menghargai itu tidak ada, bahkan hilang. Sangat tidak nyaman berada di situasi seperti itu. Saya rindu.

7.25.2016

CyberBullying Yay Or Nay????

Udah lama banget aku gak nulis blog, tapi tiba-tiba kepikiran mau nulis lagi pas liat banyaknya topik tentang vlogger yang namanya Karin Novilda. Tapi, bukan berarti saya ngikutin orang-orang ya yang bahas tentang Karin ini. Saya hanya mencoba memberi pendapat tentang dia dalam perpektif berfikir saya.

So, saya tau tentang Karin Novilda dari anak magang di kantor saya ketika saya lihat Vlognya Arief Muhammad. Dia ngasih tau tentang si Karin ini dan dia bilang bahwa si Karin ini salah satu influencer bagi anak-anak zaman sekarang. Kepo dong saya, langsung deh saya buka channel Youtube si Karin ini.



First impression when i seen her on her youtube channel is Brave. Kenapa saya bilang berani? karena dia berani nunjukkin kalau dia itu perokok. Yaelah jeng banyak kali cewek ngerokok sekarang, Ok emang banyak banget perempuan yang ngerokok diluar sana, including me. Tapi saya tidak seberani itu menunjukkan bahwa saya merokok di media sosial yang tersebar luas dalam hitungan detik. It is such a stupid things. Mungkin saya kuno, tapi saya rasa banyak banget orang yang berpendapat sama seperti saya.

Kesan saya masih tetap sama terhadap Karin Novilda, yaitu berani. Dia berani banget mengumbar gaya berpacarannya dia di channel youtubenya. Selain Youtube, i never even see her Intagram, Snapchat or ask.fm, tapi Youtube pun dia nunjukkin hal yang bagi saya gak wajar buat umurnya dia. She's too young buat punya gaya hidup berpacaran yang bagi saya extreme, contoh : Dia kayak mukul kecil kemaluan pacarnya dan itu di shoot sama dia pas dia lg nge-vlog. Bebas sih dia mau ngapain aja di vlog dia, tapi ya gak segitunya juga. Karena banyak vlogger yang punya pacar dan gak se extreme itu juga.

Satu hal lagi, dia berani dalam berbusana. Dia gak pernah ragu nunjukkin kalau dia hanya memakai sport bra, terus nanti posting poto pake jilbab. Jadi sebenernya alur hidupnya dia kemana??

Saya shock ketika saya baca di beberapa media online kalau ternyata dia peraih UN terbaik se Pekanbaru. Dan lihat kondisinya yang sekarang saya langsung mikir ada kecenderungan Shock culture, then she choose her personal branding to be someone has bravery, wild, and sexy (might be). Sekali lagi menurut saya terserah dia mau berbuat apa, dia mau ngapain, mau ngepost apa, tapi sebaiknya dia agak mikir kedepan apa yang dia udah lakuin apalagi menjadi viral. Ditambah video patah hati dia karena putus dari pacarnya membuat semua pengakuan dia di dalam video itu di bully oleh banyak orang.



Cyberbullying will not happen if you posting some inspiring moments, things, or your positive attitude. Ironisnya saya pernah membaca blog orang, dan didalam blog itu tertulis kalau ada satu orang pelajar yang gak pernah belajar karena dia yakin dia bisa kayak Karin Novilda yang gak pernah belajar tapi pintar. Helooooo, Habibie aja masih belajar sebegimanapun pinternya dia.

So hopefully dengan banyaknya post, news, blog yang bahas tentang Karin Novilda, dan kebetulan Karin nya baca, please jangan salah artikan maksud post-post itu, dan jangan salah artikan maksud blog gue juga yang bahas lo. You have to see other perspective, it means we care about you so we written something about you for your next life. Walaupun terserah Karin Novildanya juga sih mau ngapain juga. Tapi seharusnya dia intropeksi ya bukan malah mencoba bunuh diri kayak yang dia bilang di vlog.

Masa muda emang sih jangan di sia-sia in tapi jangan juga dijadikan acuan untuk berbuat semau dan sebebas yang dipikirin. Kalo gue di posisi Karin, gue mungkin takut banget kalo orangtua gue lihat tentang diri gue di sosial media. Tapi ya itu semua balik lagi ke pribadi masing-masing sih ya.

Cheers.